Jumat, 27 November 2015

Pencernaan Protein

Pencernaan Protein - Pemecahan protein menjadi bentuk yang sederhana (asam amino) tidak lain agar dapat diserap melalui dinding usus, masuk ke peredaran darah dan disampaikan ke jaringan tubuh. Sama halnya dengan karbohidrat dan lemak, zat ini baru akan bisa diserap ketika sudah dipecah menjadi zat-zat yang lebih sederhana.
Pencernaan Protein

Pencernaan Protein
Enzim mengubah protein, menurut penelitian para pakar, ternyata tidak terkandung dalam saliva, dengan demikian perombakan terhadap protein (ikatan peptida) tidak terjadi di dalam mulut melainkan untuk pertama kalinya dirombak dalam lambung. Dalam lambung, media atau cairan lambung yang asam sangat membantu dan mempermudah pepsin (protease lambung) bekerja melalui perombakan rantaian khusus ikatan peptide dari asam amino yang rantainya pendek yang disebut pepton.

Selanjutnya sebagian protein yang sudah dicerna masuk ke dalam usus, disini ditemukan bahwa media yang asam dari cairan lambung telah dinetralisasi menjadi sedikit alkalis dan disini pula diketahui bahwa cairan pankreas mengandung dua macam enzim mengubah protein, yaitu protease pankreatik (tripsin dan chimotripsin) sekitar 30% protein dirombak menjadi asam amino sederhana yang langsung dapat diserap oleh usus. Setiap 70% lagi dari protein dipecah menjadi dipeptida, peptidase, amino peptidase. Enzim pengubah protein bersifat hidrolotik-memerlukan air pada perombakan atau pelepasan asam amino.

Proses pencernaan karbohidrat lemak atau protein menjadi susunan yang lebih sederhana dimaksudkan agar zat tersebut siap di serap melalui dinding usus dan masuk ke dalam darah (peredaran darah). Penyerapan atau absorbsi zat-zat makanan tadi sebagian besar dilangsungkan didalam usus halus kecuali air yang diserap didalam usus besar. Absorpsi tidak selamanya berlangsung mulus hal ini dikarenakan adanya faktor yang mempengaruhi yang dapat menghambatnya, yang tentunya berakibat pada gangguan kesehatan tubuh. 

Di antara faktor tadi yang penting adalah: a) rangsangan (iritasi), dalam hal ini yaitu rangsangan yang menyebabkan gerakan-gerakan kuat dari usus, akibatnya dapat menghambat penyerapan lemak; b) Kurang aktifnya produksi empedu yang diperlukan kurang cukup tersedia, akibatnya dapat menghambat penyerapan lemak; c) Tersedianya ferro yang lebih siap diserap dari ferri; d) Tersedianya vitamin C dan vitamin E yang dapat mempertinggi penyerapan Fe (zat besi); e) Kurang tersedianya vitamin D ternyata kurang baik bagi kelancaran penyerapan kalsium; f) Adanya parasit, dapat menimbulkan hambatan dalam penyerapan, terutama mineral Fe. 

Mekanisme penyerapan tersebut melalui dua cara yaitu (1) Proses penyerapan melalui sistem pori-pori, (proses parasit difusi) yang berlangsung menurut hukum keseimbangan osmosis dan difusi yang dalam proses ini diketahui bahwa zat-zat makanan akan didistribusikan dari konsentrasinya lebih rendah. (2) Proses penyerapan aktif difusi (proses transportasi) yang tergantung pada adanya energi atau energi transport yang dependen, yang lazim pula dikenal sebagai mekanisme pompa (pumps mecanisme) dengan prinsip agar zat-zat makanan yang telah dicerna dapat melewati dindinh usus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar