Selasa, 15 Desember 2015

Kebutuhan Gizi Pada Remaja

Kebutuhan Gizi Pada Remaja - Kebutuhan gizi pada remaja lebih tinggi dari pada usia anak. Namun, kebutuhan gizi pada remaja perempuan dan laki-laki akan jelas berbeda. Hal ini disebabkan oleh adanya pertumbuhan yang pesat, kematangan seksual, perubahan komposisi tubuh, mineralisasi tulang, dan perubahan aktivitas fisik. Meskipun aktivitas fisik tidak meningkat, tetapi total kebutuhan energi akan tetapi meningkat akibat pembesaran ukuran tubuh. Kebutuhan nutrisi yang meningkat pada masa remaja adalah energi, protein, kalsium, besi, dan sinc.
Kebutuhan Gizi Pada Remaja
  1. Energi. Kebutuhan energi pada individu remaja yang sedang tumbuh sulit untuk ditentukan secara tepat. Faktor yang perlu diperhatikan untuk menentukan kebutuhan gizi remaja adalah aktivitas fisik seperti olahraga. Remaja yang aktif dan banyak melakukan olahraga memerlukan asupan energi yang lebih besar dibandingkan remaja yang kurang aktif. Sumber energi terutama diperoleh dari makanan yang mengandung karbohidrat seperti beras, terigu dan hasil olahannya, umbi-umbian, jagung, sagu, gula, dan lain-lain.
  2. Protein. Kebutuhan protein juga meningkat pada masa remaja, karena proses pertumbuhan terjadi dengan cepat. Pada akhir masa remaja, kebutuhan protein lebih besar pada remaja laki-laki, karena perbedaan kompetisi tubuh. Kecukupan protein harus memenuhi 12-14% dari pemasukan energi. Bila pemasukan energi tidak kuat maka protein akan digunakan sebagai sumber energi, dan ini akan menimbulkan malnutrisi. Makanan sumber protein hewani bernilai biologis lebih tinggi dibandingkan sumber protein nabati, karena komposisi asam amino esensial yang lebih baik dari segi kuantitas dan kualitas. Contoh sumber protein adalah daging merah (sapi, kerbau, kambing), daging putih (ayam, ikan), susu dan hasil olahannya, kedele dan hasil olahannya, kaccang-kacangan dan lain-lain.
  3. Mineral. Kebutuhan mineral terutama kalsium, zinc, dan zat besi juga meningkat pada masa remaja. Kalsium penting untuk kesehatan tulang, khususnya untuk menambah massa tulang. Keterbasan massa tulang selama remaja akan meningkatkan risiko oesteoporotis pada kehidupan selanjutnya, khususnya pada wanita. Sumber kalsium yang paling baik adalah susu dan hasil olahannya. Sumber lainnya adalah ikan, kacang-kacangan, dan sayuran. Karena ekspansi volume darah dan untuk mempertahankan produksi hemoglobin selama pertumbuhan, maka kebutuhan akan zat besi pada remaja juga meningkat. Zat besi yang dibutuhkan untuk membentuk mioglobin dalam jaringan otot yang baru. Untuk mengganti kehilangan zat besi selama menstruaasi, remaja perempuan lebih banyak membutuhkan zat besi dibandingkan remaja laki-laki. Remaja laki-laki. Remaja laki-laki membutuhkan zat besi untuk proses pertumbuhan itu sendiri. Kekurangan zat besi akan meningkatkan resiko anemia defisiensi zat besi. Kebutuhan akan zat besi akan menurun seiring dengan melambatnya pertumbuhan setelah pubertas. Penyerapan zat besi dapat ditingkatkan oleh vitamin C, dan sebaliknya dihambat oleh kopi, teh, makanan tinggi serat, suplemen kalsium, dan produk susu. Makanan yang banyak mengandung zat besi adalah hati, daging merah, daging putih, kacang-kacangan, dan sayuran hijau. Zinc dibutuhkan untuk pertumbuhan serta kematangan seksual remaja, terutama remaja laki-laki. Defesiensi zinc dapat menimbulkan resiko retardasi mental dan hipogonadisme.
  4. Vitamin. Kebutuhan vitamin tiamin (thiamin), riboflavin, dan niasin (niacin) pada remaja akan meningkat. Zat-zat tersebut diperlukan untuk membantu proses metabolisme energi. Begitu juga dengan folar dan vitamin B12 yang penting untuk sintesis DNA dan RNA. Tak kalah pentingnya adalah vitamin D yang dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan otot. Vitamin A,C, dan E juga dibutuhkan untuk pembenukan dan mendukung fungsi sel baru. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar