Selasa, 15 Desember 2015

Pantang Merokok

Pantang Merokok - Dalam satu batang rokok mengandung lebih dari dua ratus zat beracun. Di antaranya yang paling berbahaya adalah nikotin, tar, dan karbonmonoksida. Nikotin merupakan zat adiktif yang memengaruhi sel saraf di otak untuk melepaskan dopamin. Dopamin-lah yang menimbulkan rasa nyaman dan nikmat ketika merokok. Karena itu, perokok menjadi ketagihan. Dalam kurun waktu tertentu, sedikit demi sedikit akan menghilang seirin berkurangnya kadar dopamin. Hal ini membuat perokok selalu ingin merokok. Begitulah seterusnya sampai membentuk siklus ketagihan.
Pantang Merokok
Karbonmonoksida adalah zat yang memiliki daya kuat untuk mengikat oksigen. Oksigen lebih menyukai karbonmonoksida daripada sel-sel darah merah. Karena itu, sel-sel darah merah tidak dapat mengikat oksigen. Akibatnya, tubuh kekurangan pasokan oksigen dan justru kelebihan karbonmonoksida. Apabila hal ini terjadi dalam kurun waktu lama maka akan menimbulkan berbagai penyakit seperti kanker paru-paru, hipertensi, penyempitan pembulu darah jantung, dan impotensi.

Penyakit-penyakit berbahaya tersebut telah diketahui oleh si perokok, bahkan dicantumkan di kemasan dan iklan rokok. Meskipun demikian, minat orang untuk merokok tak surut sedikit pun dan bahkan semakin meningkat saja. Selain zat adiktif dalam rokok, salah satu penyebabnya adalah karena rokok telah menjadi simbol gaya hidup. Para perokok sebenarnya telah memilih kenikmatan semu, tak sebanding dengan efek berbahaya yang ditimbulkannya.

Salah seorang kerabat saya sudah merokok sejak usia sekolah menengah pertama di usia tiga belas tahun. Kini, dia telah berusia enam puluh tahun. Jadi, sudah empat puluh tujuh tahun dia merokok. Lalu, apa yang terjadi sekarang? Kerabat saya tersebut menderita penyakit penyempitan saluran paru-paru menahun atau disebut dengan Penyakit Paru Obstruksi Menahun (PPOM). Salah gejala penyakit tersebut adalah sesat pada pernapasan. Suara napas si kerabat sampai terdengar dalam jarak beberapa meter ketika di sedang kesusahan mengambil napas. Untuk berjalan saja dia kepayahan. Sudah tak terhitung berapa kali di bolak-balik ke rumah sakit. Hal itu sangat menyiksa di usia senjanya. Selain itu, tentu saja membutuhkan dana ekstra untuk perawatannya. Apakah hal ini bukan merupakan penzaliman penzaliman untuk dirinya sendiri?

Para perokok, selaain menzalimi diri sendiri, juga menzalimi orang lain. Mengapa? Perokok ada dua macam, yaitu perokok aktif dan perokok pasif. Perokok aktif adalah orang yang secara lansung mengisap rokok, sedangkan perokok pasif merupakan orang yang tidak mer=okok tetapi menghirup asap rokok. Ironisnya, perokok pasif justru memiliki resiko gangguan dua kali lebih besar daripada perokok aktif. Sebab, perokok pasif menghirup asap rokok sampingan dan asap utama. Asap rokok sampingan adalah asap rokok yang berasal dari ujung rokok yang menyebar di sekelilingnya. Asap ini tidak melalui penyaringan (filter) rokok dan memiliki konsentrasi zat beracun yang tinggi. Sedangkan, asap rokok utama yakni asap yang diisap oleh perokok dan sudah melalui penyaringan (filter). Sungguh tragis memang, tidak merokok tetapi justru beresiko lebih berbahaya. 

Tar adalah komponen dalam asap rokok yang tinggal sebagai sisa sesudah dihilangkannya komponen nikotin dan cairan. Tar bersifat karsinogenik yang menjadi pemicu terjadinya kanker. Tar mengandung zat hirdrokarbon yang memiliki sifat lengket dan menempel di paru-paru. Zat ini juga dipakai sebagai bahan pembuat aspal yang digunakan untuk melapisi jalanan. Dalam rokok, zat ini menempel lekat dan melapisi paru-paru. Dalam waktu yang lama, hal ini dapat menyebabkan paru-paru menjadi keras dan hitam. 

Suatu hari, seorang kolega dokter muda mengikuti operasi bedah paru di rumah sakit. Di tengah operasi, ada suatu kejadian yang membuatnya tersentak kaget. Bukan karena gagal operasi dan terjadi pendarahan. Justru operasinya terbilang sukses. Yang membuatnya terkejut adalah saat dia melihat paru-paru si pasien perokok yang berwarna hitam dan keras. Sejak saat itu, dia mengambil keputusan untuk berhenti merokok. Berhenti total. Padahal, sebelumnya dia adalah perokok berat. Sungguh suatu keputusan yang cerdas dan patut diteladani.

Kanker paru-paru merupakan penyebab kematian tertinggi di Amerika Serikat. Hal ini berdasarkan pada survei pada 1993. Penderitanya berjumlah lebih dari 170.000 orang dan sekitar 28% meninggal dunia. Angka ini di atas persentase penyakit kanker lainnya seperti kanker payudara, kanker prostat, dan kanker usus besar. Penyebab utama kanker paru-paru adalah asap rokok. Sebab, asap rokok mengandung zat karsinogenik berupa nitrosonornikotin vinil klorida, dan benzopiren yang sangat berbahaya.

Umumnya, para penderita kanker paru-paru masih berusia relatif muda. Hal ini dikarenakan oleh kebiasaan mereka yang merokok sejak usia belia. Akhirnya, mereka kecanduan dan menjadi perokok berat. Ironis, ketika sudah kecanduan akan sulit sekali untuk lepas dan berhenti. Biasanya, para perokok berawal dari coba-coba dan meniru. Entah karena meniru teman ataupun bahkan orangtuanya merokok, kemungkinan besar anak-anaknya juga ikut merokok. Suatu kenyataan yang memilukan. Orangtua yang seharusnya memberi teladan yang baik bagi anaknya justru memberikan contoh yang merusak. Selain itu, kebiasaan merokok juga bisa berawal karena pergaulan sesama teman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar